kerajaan Bhutan

kerajaan Bhutan
indah dan asri

Senin, 03 Oktober 2011

Tempat Wisata Di Korea


Tempat Wisata yang Harus Dikunjungi di KOREA 


Setelah jepang, Korea merupakan Negara yang ingin aku kunjungi. Kamu tahu, beberapa tempat yang tidak boleh di lewatkan selagi kamu mampir di negeri ini?
Sebelum berkunjung ke korea, ada baiknya kamu-kamu cari info tentang tempat wisata d sana,,
nih aku kasih sedikit info tempat wisata yang wajib dikunjungi jika kamu ingin melihat langsung lokasi syuting serial drama favorit kamu..
Yuk kita liat… \\^o^//
1. Seoul

adalah ibukota Korea Selatan yang berusia lebih dari 600 tahun dan hingga 1945, ibukota dari seluruh Korea. Kota ini merupakan Kota Khusus Korea. Sejak berdirinya Republik Korea–lebih dikenal dengan nama Korea Selatan–pada tahun 1948, dia menjadi ibukota negara, kecuali beberapa waktu pada masa Perang Korea.
Seoul terletak di barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. Kota ini adalah pusat politik, budaya, sosial dan ekonomi di Korea Selatan dan Asia Timur. Dia juga pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional, dan organisasi global. Sampai sekarang, dia dianggap sebagai sinar dari ekonomi Asia Timur, simbol dari keajaiban ekonomi Korea.
Dengan 10 juta penduduk terdaftar yang hidup dalam area sebesar 605.52 km², Seoul merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Kepadatannya telah membuatnya menjadi salah satu kota digital-kabel di dunia. Kota ini juga memiliki kendaraan terdaftar lebih dari 1 juta kendaraan yang menyebabkan kemacetan sampai lewat tengah malam. Bagian Seoul besar dan daerah komuter, termasuk dermaga kota Incheon dan daerah tempat tinggal Seongnam, adalah tempat terpadat di dunia.


2. Lotte World
Kamu penggemar berat serial drama Boys Before Flower (BBF) ? coba kamu datangi Lotte World. Kompleks belanja dan wisata terbesar di Seoul ini merupakan salah satu lokasi syuting serial yang dibintangi oleh actor tampan Lee Min Ho itu.

Syuting BBF sendiri sebenarnya berlangsung di Lotte Hotel World. Di sana merupakan lokasi syuting ketika Ji-Hoo (Kim Hyun-Joong) mengadakan pesta selamat datang untuk kekasihnya, Min Seo-hyeon.

Selain bisa melihat lokasi syuting serial favorit Kamu, di tempat ini Kamu pun bisa berbelanja. Ada juga pusat hiburan ala Disneyland di sini. O'ya, tempat ice skating yang ada di Lotte World ini juga merupakan salah satu lokasi syuting serial 'Stairway to Heaven'.

Lotte World sebenarnya seperti sebuah kota kecil dengan sebuah taman hiburan, folk museum, pusat olahraga (termasuk arena skating dan kolam renang / taman air slide), pusat perbelanjaan, dan hotel. Kebanyakan fasilitas berada di dalam ruangan, sehingga mereka dapat dinikmati sepanjang tahun. Daerah pusat terbuka, sehingga beberapa tingkatan orang dapat menonton orang lain es skating, menikmati perjalanan, makan, dan berbelanja.
 
Kamu dapat menikmati olahraga, rekreasi, dan budaya dengan kolam renang, arena ice skating, bowling, pusat olahraga, pusat perbelanjaan, galeri seni, dan kompleks bioskop. Sports Center memiliki kolam renang, tenis meja, sebuah pusat latihan, boling, klinik kesehatan, jogging track, indoor range golf, dan lapangan tenis.

Department Store and Hotel
Lotte Department Store Korea adalah salah satu department store terkemuka. Pusat perbelanjaan dengan puluhan toko-toko khusus kecil mengelilingi yang besar, memiliki area sentral terbuka. Meja-meja diatur di sekitar area terbuka sehingga orang dapat menonton es skaters sementara mereka makan.

Jam:  09:30 ~ 23:00 (buka malam sepanjang tahun)
Buka malam – 17:00 ~ 23:00
Admission:



Dewasa(termasuk mahasiswa)
Generasi Muda
(13 – 18 tahun)
Anak-anak
Siang
Malam
Siang
Malam
Siang
Malam
Penerimaan
24,000 won
20,000 won
21,000 won
17,000 won
18,000 won
15,000 won
Pengguna Tiket Terbatas
30,000 won
26,000 won
26,000 won
22,000 won
23,000 won
20,000 won
Penggunaan fasilitas total
tiket – tiket penggunaan tak terbatas
15,000 won
13,000 won
14,000 won
10,000 won
13,000 won
9,000 won


3. Blue House – Istana Presiden

4. Seoul Worldcup Stadium

Seoul Stadion Piala Dunia, juga dikenal sebagai Stadion Sangam, terletak di Seongsan, Mapo-gu, Seoul, Korea Selatan Stadion ini dibuka pada tahun 2001 dan memiliki kapasitas 68.476 (66.806 untuk Reguler; 916 untuk VIP, 754 untuk Media) yang dibangun untuk Piala Dunia 2002.



 6.  Pulau Jeju atau Cheju (Hanja 濟州特別自治道, Jeju Teukbyeol Jachido)

adalah pulau yang terletak di ujung semenanjung Korea dan sangat dekat dengan Jepang.
Pulau Jeju atau Jeju-do dalam bahasa Korea, adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus (special self-governing province) di Korea Selatan. Pulau Jeju terletak di Selat Korea sebelah baratdaya Provinsi Jeollanam-do, yang dahulunya merupakan satu provinsi yang sama sebelum terpisah pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Jeju City.
Pulau Jeju adalah pulau wisata paling terkenal di Korea, bahkan orang Korea menyebut dengan istilah "Pulau Bali"-nya Korea. Di Pulau tersebut terdapat Gunung Halla, yaitu gunung tertinggi di Korea Selatan. Pulau Jeju merupakan wilayah yang paling hangat dan pada musim dingin sangat jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang biasanya tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.
Bahasa Korea dangan dialek (saturi) Jeju adalah bahasa yang sangat khas, yang hampir mirip dengan bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan hubungan kebudayaan dan sejarah masa lalu yang erat antara kedua wilayah tersebut.


7. Kimchi Museum   
(풀무원 김치박물관; Pulmuwon Gimchi Bangmulgwan)

di Korea, kata Hwang Moo, kimchi sebagai salah satu masakan tradisional kebanggaan Korea. Warga Korea mengenal kimchi dengan sebutan “banchan“. Kuliner yang kaya bumbu ini disajikan berbarengan dengan nasi putih dan lauk utama. Fungsinya tergolong unik, yakni sebagai “teman masakan utama”. Sebab Kimchi bisa menetralisir rasa makanan utama yang dominan atau justru memperkaya rasa menu utama yang tawar.
Saat ini, kata Hwang Moo, kimchi merupakan menu harian penduduk Korea. Makanan itu melengkapi cita rasa sajian utama Korea, seperti bibimbap dan bulgogi. Kimchi telah menjadi bagian budaya kuliner yang dinikmati oleh seluruh masyarakat Korea.
“Kimchi adalah makanan sehari-hari yang disajikan di rumah, jadi anak muda Korea juga menikmati Kimchi sebagai makanan sehari- hari,” kata Hwang Moo.
Masyarakat Korea menikmati kimchi dalam beberapa jenis antara lain tongbaechu kimchi (kimchi kol putih), chonggak kimchi (kimchi lobak putih), kimchi daun wijen, dongchimi (kimchi buah bit), kimchi bawang, oisobagi kimchi (kimchi mentimun), dan nabak kimchi (kimchi kol dan buah bit).


8. N Seoul Tower

N Seoul Tower terletak di puncak Gunung Namsan, Seoul. Ada dua serial terkenal yang lokasi syutingnya di sini yaitu Boys Before Flowers dan Princess Hours.

Di menara yang dibangun sejak 1969 itu, pengunjung bisa melihat lokasi syuting saat Gu Jun-pyo (Lee Min Ho) menunggu Jan-di. Saat itu Jun-pyo berkencan dengan Jan-di namun akhirnya terjebak di gondola dalam perjalanan menuju N Seoul Tower.

9.
Museum Teddy Bear
Sedangkan untuk Princess Hours, di sinilah ada Teddy Bear Museum. Museum tersebut merupakan lokasi syuting adegan Chae-gyeong jalan-jalan bersama nenek sang calon raja Lee Shin.
 

Bagi kamu2 pencinta Teddy Bear wajib banget datang ke tempat ini. namanya "Museum Teddy Bear", yang terletak di Pulau Jeju, Korea Selatan. Pertama kali dibuka tanggal 24 april 2001 di kompleks wisata Jungmun. Ternyata Teddy Bear ini punya cerita sendiri kenapa orang memanggilnya seperti itu, rupanya diambil dari nama seorang tokoh yaitu presiden Amerika ke 26, Theodore 'Teddy' Roosevelt.
Galeri Museum Jezu Teddy Bear  dibagi menjadi tiga bagian, yang terdiri dari Balai Sejarah, Balai Seni,dan Balai Proyek Exhibition. Kita akan melihat beberapa boneka beruang antik di museum ini. Selain itu kita juga akan dapat melihat beberapa model beruang yang sangat populer dan model-model beruang yang dibuat oleh desainer terkenal di dunia.Ada bagian yang menampilkan boneka beruang terkecil di dunia panjangnya 4,5 mm.Museum ini selain menjadi tempat favorit wisata, terutama lebih ditujukan untuk para kolektor dari Eropa.
 Selain di Jezu dibangun pula Museum Teddy Bear di N Seoul Tower, sebuah simbol dari Seoul dan tempat yang ideal untuk melihat sekilas Seoul, menampilkan pameran yang menunjukkan masa lalu dan kini Seoul melalui boneka beruang. Pengunjung dapat melihat bagaimana Seoul berubah menjadi maju dari waktu ke waktu baik sebagai ibukota Korea dan sebagai kota internasional.          

Museum Teddy Bear yang berada di Pulau Jeju, Korea Selatan ini dibuka pertama kali pada tanggal 20 April 2001. Nama Teddy Bear diambil dari presiden Amerika ke-26, Theodore ‘Teddy’ Roosevelt. Yang kisahnya dalam berburu menginspirasi si pembuat museum. Museum ini sendiri terdiri dari 2 buah galeri, gift shop,cafe dan juga sebuah taman dimana dari taman ini kita dapat melihat pemKamungan pantai Jungmun. Museum ini sangat diminati banyak pengunjung baik dari Korea sendiri maupun turis dari luar negeri. Museum ini juga banyak dikunjungi oleh kolektor-kolektor Teddy Bear dari luar negeri.
Galery museum ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Art Hall, History Hall dan Project Exhibition Hall. History Hall menampilkan koleksi antik dan langka dari pembuat-pembuat teddy bear jaman dulu. Art Hall merupakan tempat designer-designer jaman sekarang memamerkan hasil karya mereka dalam membuat Teddy Bear. Sedangkan Project Exhibition Hall memperlihatkan berbagai macam Teddy Bear dengan berbagai gaya sesuai tema masing-masing. Ada teddy Bear yang bergaya sebagai model di atas panggung, bergaya di atas kapal Titanic, bahkan ada Teddy Bear yang berlagak layaknya menjadi Elvis Presley lengkap dengan gitar merahnya.
Museum Teddy Bear ini buka setiap hari. Pada hari biasa museum dibuka pada pukul 9 pagi hingga 7 malam (tiket dijual sampai pukul 6 sore), sedangkan pada musim panas (Jul. 16 ~ Aug. 25), museum ini buka dari pukul 9 pagi hingga pukul 10 malam (tiket dijual hingga pukul 9 malam)
Adapun harga tiket masuk Museum Teddy Bear adalah sebagai berikut :
Dewasa: 6,000 won (Group: 5,000 won)
Remaja: 5,000 won (Group: 4,000 won)
Anak-anak, prajurit: 4,000 won (Groups: 3,000 won)
Group: 20 orang atau lebih

10. Nami Island

Penggemar Winter Sonata, wajib datang ke Nami Island. Pulau ini berada di kawasan Chuncheon, Gangwon-do. Jika tak mau susah untuk mencapai pulau ini ada tur bus yang berangkat dari Insadong, Seoul, pada pukul 09.30 dan kembali pukul 16.00. Harga tiket busnya PP 15 ribu Won atau sekitar Rp 120 ribu.

Untuk masuk ke pulau ini, pengunjung harus membayar tiket seharga 10 ribu Won. Namun untuk turis asing mendapat diskon menjadi 8 ribu Won atau sekitar Rp 64 ribu.

Di pulau ini, Kamu bisa melihat langsung di mana saja Choi Ji-woo dan Bae Yong Joon, dua pemeran utama Winter Sonata, saling memadu kasih. Misalnya saja hutan tempat mereka berjalan-jalan. PemKamungan di tempat ini memang sungguh romantis.
 11. GyeongGi-Do

Daejanggeum Theme Park berada di wilayah GyeongGi-Do dan merupakan theme park pertama yang dibangun untuk sebuah serial drama. Penggemar setia serial Jewel in the Palace wajib datang ke tempat ini.

Di kawasan wisata ini, pengunjung bisa berfoto di berbagai lokasi syuting Jewel in The Palace, mencicipi makanan ala kerajaan dan melihat properti-properti syuting. Pengunjung pun bisa berfoto dengan atribut kerajaan.

Harga tiket masuk tempat ini adalah 5 ribu Won (dewasa). Untuk mencapai Daejanggeum Theme Park, Kamu bisa naik subway line satu dari stasiun Yangju dan turun di MBC Yangjoo Culture Valley.

Nah, Udah tau kan sekarang,, selamat jalan-jalan y,, \\^o^// (ads-put)




Kerajaan Bhutan, Dulu dan Sekarang


Bhutan merupakan sebuah negara kecil di Asia Selatan yang berbentuk Kerajaan dan dikenal dengan Negeri Naga Guntur. Wilayahnya terhimpit antara India dan Republik Rakyat Cina. Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar nagapun didapati di benderanya.

Pemerintahan yang dijalankan dengan kekuasaan monarki absolut berakhir ketika konstitusi baru dan pemilihan perdana menteri dilaksanakan. Raja Jigme Singye Wangchuck yang memimpin sejak tahun 1972 mengumumkan menggelar pemilu tahun 2008, sekaligus turun tahta. Pengumuman disampaikan dihadapan 8.000 penggembala hewan yak, biksu, petani, dan siswa pedesaan pada 18 Desember 2005. Pengumuman disebarkan melalui harian Kuensel. Sebelumnya, raja memperkenalkan rancangan konstitusi dan menyatakan pensiun pada usia 65 tahun. Atas ide ini, sebagian rakyat tidak sependapat karena kuatir terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), namun pada tahun 2006 sang raja mengundurkan diri dan digantikan oleh puterandanya.

Peralatan, senjata, dan sisa dari batu membuktikan bahwa Bhutan telah dihuni sejak awal 2000 SM. Para sejarawan telah berteori bahwa negara Lhomon (harfiah, "kegelapan dari selatan"), atau Monyul ("Tanah Gelap", rujukan pada Monpa, penduduk asli Bhutan) sudah ada antara 500 SM dan 600 M. Nama Lhomon Tsendenjong (Negeri Cendana), dan Lhomon Khashi, atau Mon Selatan (negeri 4 tujuan) telah ditemukan dalam kronik Bhutan dan Tibet kuno.

Peristiwa tertulis paling awal di Bhutan adalah lewatnya tokoh suci Buddha Padmasambhava (juga disebut Guru Rinpoche) pada abad ke-8. Sejarah awal Bhutan tidak jelas, karena sebagian besar catatan telah musnah setelah kebakaran di Punakha, ibukota kuno pada 1827. Dari abad ke-10, perkembangan politik Bhutan amat dipengaruhi oleh sejarah religiusnya. Berbagai anak sekte Buddha muncul yang dilindungi oleh berbagai maharaja Mongol dan Tibet. Setelah runtuhnya bangsa Mongol pada abad ke-14, anak-anak sekte itu bersaing satu sama lain demi supremasi dalam bentang politik dan agama, akhirnya menimbulkan naiknya anak sekte Drukpa di akhir abad ke-16.


Hingga abad ke-17, Bhutan ada sebagai fiefdom yang saling berperang hingga dipersatukan oleh lama Tibet dan pemimpin militer Shabdrung Ngawang Namgyal. Untuk mempertahankan negerinya dari penggarongan yang sebentar-sebentar dilakukan bangsa Tibet, Namgyal membangun sebuah jaringan dzong (benteng) tak terkalahkan, dan mengumumkan kode hukum yang membantu membawa raja-raja setempat di bawah kendali terpusat. Banyak dari dzong itu yang masih ada. Setelah kematian Namgyal pada 1651, Bhutan jatuh dalam suasana anarkis. Mengambil keuntungan dari kekacauan itu, orang Tibet menyerang Bhutan pada 1710, dan kembali pada 1730 dengan bantuan orang Mongol. Kedua serang itu berhasil digagalkan, dan gencatan senjata ditandatangani pada 1759.

Pada abad ke-18, Bhutan menyerang dan menduduki Kerajaan Cooch Behar di selatan. Pada 1772, Cooch Behar meminta British East India Company yang membantu mereka dalam mengusir orang Bhutan, dan kemudian dalam menyerang Bhutan sendiri pada 1774. Sebuah perjanjian damai ditandatangani di mana Bhutan setuju mundur dari perbatasannya sebelum 1730. Namun, perdamaian itu renggang, dan pertempuran perbatasan dengan Inggris berlangsung hingga ratusan tahun berikutnya. Akhirnya pertempuran itu menimbulkan Perang Duar (1864–1865), konfrontasi atas mereka yang akan mengendalikan orang Duar dari Benggala. Setelah Bhutan kalah perang, Perjanjian Sinchula ditandatangani antara India Britania dan Bhutan. Sebagai bagian pemulihan perang, bangsa Duar diserahkan kepada Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia dalam pertukaran sewa Rs. 50,000. Perjanjian itu mengakhiri semua permusuhan antara India Britania dan Bhutan.

Selama 1870-an, perjuangan kekuatan antara lembah saingan Paro dan Trongsa menimbulkan perang saudara di Bhutan, akhirnya menimbulkan naik tahtanya Ugyen Wangchuck, ponlop (gubernur) Tongsa. Dari basis kekuataanya di Bhutan tengah, Ugyen Wangchuck mengalahkan para musuh politiknya dan mempersatukan negeri ini menyusul beberapa perang saudara dan pemberontakan antara 1882–1885.

Pada 1907, tahun penting di negri ini, Ugyen Wangchuck dipilih dengan suara bulat sebagai raja pusaka negeri ini oleh majelis rahib Buddha, pejabat pemerintahan, dan kepala keluarga penting yang menonjol. Pemerintah Britania menyetujui dengan cepat monarki baru ini, dan pada 1910 Bhutan menandatangani perjanjian yang membuat Britania Raya ‘memandu’ urusan luar negeri Bhutan.
Setelah India mendapatkan kemerdekaan dari Britania Raya pada 15 Agustus 1947, Bhutan menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan India.

Setelah Pasukan Pembebasan Rakyat RRC memasuki Tibet pada 1951, Bhutan menyekat perbatasan utaranya dan mengembangkan hubungan bilateral dengan India. Untuk mengurangi risiko gangguan RRC, Bhutan memulai program modernisasi yang didukung sepenuhnya oleh India. Pada 1953, Raja Jigme Dorji Wangchuck mendirikan badan pembuat UU di negeri itu– Majelis Nasional beranggotakan 130 orang– untuk meningkatkan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis. Pada 1965, ia mendirikan Dewan Penasihat Kerajaan, dan pada 1968 ia membentuk kabinet. Pada 1971, Bhutan memasuki PBB, setelah memegang kedudukan pengamat selama 3 tahun. Pada Juli 1972, Jigme Singye Wangchuck naik tahta pada usia 16 setelah kematian ayahandanya Dorji Wangchuck.
Sejak 1988, para imigran Nepal begitupun imigran gelap telah mendakwa Bhutan melanggar HAM. Mereka mengatakan bahwa pemerintah Bhutan bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap penduduk minoritas penutur bahasa Nepalnya. Dugaan itu tetap tak terbukti dan dengan suara keras disangkal pihak Bhutan. Sebagian besar para pengungsi itu tinggal di kamp pengungsian yang dibuat PBB di Nepal tenggara di mana mereka tetap di sana selama 15 tahun.
Pada 1998, Raja Jigme Singye Wangchuck memperkenalkan reformasi politik signifikan, memindakan sebagian besar kekuasaannya kepada PM dan mengizinkan panggilan pertanggungjawaban pada raja oleh dua pertiga mayoritas Majelis Nasional. Di akhir 2003, tentara Bhutan berhasil meluncurkan operasi skal besar untuk meredam para pengacau anti-India yang menjalankan kamp pelatihan di Bhutan selatan.
Sebuah konstitusi baru telah diperkenalkan pada awal 2005[1] yang akan diratifikasi oleh referendum sebelum diterapkan. Pada Desember 2005, Raja Jigme Singye Wangchuck mengumumkan bahwa ia akan turun tahta pada 2008. Sang Raja akan digantikan puterandanya, putra mahkota Jigme Khesar Namgyel Wangchuck. Namun sebelum tahun itu tiba (2006), ia telah turun tahta.
Saat warganya dipandang bebas bepergian keluar negeri, Bhutan sering tak terjangkau orang asing. Kesalahan gambaran meluas bahwa Bhutan telah membatasi visa turis, tarif yang tinggi, dan permintaan pergi dengan tur paket nampaknya menciptakan kesan ini.
Pakaian tradisional buat lelaki Ngalong and Sharchop adalah gho, jubah sepanjang lutut yang diikatkan di pinggang dengan sabuk pakaian yang dikenal sebagai kera. Wanita mengenakan gaun sepanjang pergelangan kaki, kira, yang dijepit di bahu dan diikatkan di pinggang. Kira dipadukan dengan blus lengan panjang, toego, yang dikenakan di bawah lapisan luar. Kedudukan dan kelas sosial menentukan tekstur, warna, dan dekorasi yang menghiasi pakaian. Selendang dan syal juga penanda kedudukan sosial, karena secara tradisional Bhutan adalah masyarakat feodal. Anting-anting dikenakan oleh wanita. Yang menjadi perdebatan, kini hukum Bhutan mengizinkan pakaian ini buat semua warganya.
Nasi, dan lebih banyak lagi jagung, adalah makanan pokok negeri itu. Makanan di perbukitan kaya akan protein karena konsumsi daging, khususnya unggas, yak and daging sapi. Sup daging, nasi, dan sayuran yang dikeringkan yang dibumbui dengan cabai dan keju adalah makanan favorit selama musim dingin. Makanan susu, khususnya mentega dan keju dari yak dan sapi, juga terkenal, dan memang hampir semua susu diubah menjadi mentega dan keju. Minuman terkenal termasuk teh mentega, teh, anggur nasi yang dimasak dan bir. Bhutan adalah satu-satunya negara di dunia yang telah melarang rokoq dan penjualan tembakau.
Olahraga nasional Bhutan adalah memanah, dan kompetisi diadakan secara teratur di sebagian desa, yang berbeda dengan standar Olimpiade yang tak hanya dalam rincian teknis seperti penempatan sasaran dan suasana. Ada 2 sasaran yang ditempatkan lebih dari 100 meter jauhnya dan tem menembak dari satu ujung ke ujung lain. Setiap anggota tim menembak 2 panah per putaran. Olahraga memanah tradisional Bhutan adalah peristiwa sosial dan kompetisi diatur antara desa, kota, dan tim amatir. Biasanya banyak makanan dan minuman lengkap dengan cheerleader menyanyi dan menari yang terdiri atas para pendukung tim yang ikut serta dengan istri-istrinya. Percobaan untuk mengganggu lawan termasuk berdiri di sekitar sasaran dan melucui kemampuan penembak. Anak panah (khuru) adalah olahraga tim yang sama populer, di mana anak panah dari kayu yang berat yang ditunjuk dengan paku 10 cm dilemparkan ke sasaran seukuran kertas 10-12 m jauhnya.

Olahraga tradisional lainnya adalah Digor, yang bisa dikatakan sebagai lempar peluru yang digabungkan dengan pelemparan ladam. Sepak bola adalah olahraga yang lagi populer. Pada 2002, TimNas Bhutan bermain dengan Montserrat - diumumkan sebagai 'Final Lainnya', pertandingan terjadi saat Brazil melawan Jerman dalam Final Piala Dunia, namun saat itu Bhutan dan Montserrat adalah 2 tim berperingkat rendah dunia. Pertandingan itu diselenggarakan di Stadion Nasional Changlimithang Timphu, dan Bhutan menang 4-0. Sebuah dokumenter pertandingan dibuat oleh pembuat film Belanda Johan Kramer. Rigsar adalah gaya musik populer yang kini marak, dimainkan dengan campuran instrumen tradisional dan papan tuts elektronik yang berasal dari awal 1990-an; menunjukkan pengaruh musik pop India, bentuk campuran pengaruh pop tradisional dan Barat. Jenis tradisional termasuk zhungdra dan boedra. Karakteristik kawasan ini adalah jenis benteng yang dikenal sebagai arsitektur dzong.

Bhutan memiliki sejumlah hari libur umum, sebagian berpusar pada festival musiman, sekuler, dan keagamaan, yang termasuk Dongzhi (sekitar 1 Januari, menurut sistem penanggalan berdasarkan peredaran Bulan), Tahun Baru menurut peredaran Bulan (Februari atau Maret), hari UlTah Raja dan perayaan penobatannya, permulaan musim monsun resmi (22 September), Hari Nasional (17 Desember), dan sejumlah perayaan Buddha dan Hindu. malahan hari libur sekuler memiliki nada tambahan keagamaan, termasuk tari keagamaan dan doa keselamatan hari.
Tari Topeng dan sendratari adalah segi tradisional umum pada festival, biasanya disertai dengan musik tradisional. Tarian yang penuh semangat, mengenakan topeng kayu berwarna dan kostum luwes, menampilkan pahlawan, setan, kepala mati, hewan, dewa, dan karikatur orang awam. Para penari menikmati perlindungan kerajaan, dan melestarikan adat rakyat dan keagamaan kuno dan mengabadikan pengetahuan dan seni kuno pembuatan topeng.
Bhutan hanya memiliki satu surat kabar pemerintahan (Kuensel) dan 2 surat kabar swasta yang kini diluncurkan, 1 televisi milik pemerintah dan beberapa stasiun radio FM.